Ahad, 7 November 2010

BELAJAR ERTI BAHAGIA

Kebahagiaan adalah suatu hal yang sangat diperlukan oleh manusia.Sampai kini masih banyak manusia yang sering mengeluh tidak bahagia, mungkin kita termasuk di dalamnya. Padahal kita lupa, Allah SWT sudah memberi kita banyak kenikmatan dalam hidup ini, yang seharusnya kita syukuri.


Seringkali kita mengukur kebahagiaan hanya dari segi materi atau prestasi yang kita raih. Padahal kebahagiaan dapat tercipta dipengaruhi oleh persepsi kita ketika mengalami suatu peristiwa. Kebahagiaan itu dihasilkan oleh keputusan Anda, oleh ide-ide Anda, pikiran-pikiran Anda, dan sikap-sikap Anda, bukan oleh suatu objek dan bukan pula oleh kondisi lingkungan Anda

"Saya hanya ingin bahagia," itu kalimat yang sering kali terdengar saat ditanya apa yang menjadi cita-citanya. Lalu, siapa yang tidak ingin bahagia? Jika seseorang ingin bahagia berarti dia tidak bahagia, lalu, kenapa tidak bahagia?

Mungkin ini jawaban yang mungkin muncul:

"Saya akan bahagia jika saya berhasil menduduki jabatan tersebut."

"Saya akan bahagia jika berhasil menikah dengan dia."

"Bagaimana bisa bahagia jika saya rugi 20 juta?"

"Bagaimana bisa bahagia jika saya baru saja dipecat?"

dan masih banyak kalimat yang mungkin muncul.

Apakah mereka lupa?

"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak."


(QS. Al Kautsar:1)

Ya, Allah SWT telah memberikan nikmat kepada kita, yang tak terhitung banyaknya. Namun begitu banyak manusia tidak bahagia gara-gara sebagian yang dia pikir sebagai nikmat belum diraihnya. Dia tidak bahagia karena hanya melihat apa yang belum dia miliki, padahal nikmat yang telah Allah berikan begitu banyaknya. Melupakan nikmat yang telah diterima, sama saja tidak mensyukurinya.

Jika kita ingin bahagia, tengoklah apa yang telah kita miliki, rasakan berbagai anugrah yang telah diberikan Allah SWT kepada kita. Sungguh, sungguh banyak. Kita tidak akan bisa menghitungnya.

"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar- benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."


(QS.An Nahl:18)

Seberapa banyak nikmat yang kita miliki dibanding dengan yang belum kita miliki? Pantaskah kita tidak bahagia untuk nikmat yang belum kita miliki itu? Oleh karena itu, bersyukurlah dengan apa yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Berbahagialah.

Bersyukur akan membuat kita melihat apa yang sudah kita miliki. Bersyukur akan membantu kita berpikir positif. Namun demikian, bukan berarti kita diharuskan hanya bersyukur saja, tanpa pernah meraih apa yang belum kita alami atau belum kita raih. Dengan mensyukuri apa yang telah kita miliki memang akan membuat kita bahagia, tetapi Allah SWT tetap memerintahkan kita untuk meraih apa yang terbaik. Allah SWT telah memberikan potensi kepada kita untuk kita pergunakan.

Salah satu alasan mengapa sebagian orang tidak mau meraih yang lebih baik karena ketakutan akan kekecewaan yang akan timbul. Mereka takut jika gagal mereka akan kecewa yang tentu saja akan merusak kebahagian yang telah mereka miliki, atau menjauhkan dari kebahagiaan yang justru belum mereka miliki. Padahal, kekecewaan bukan disebabkan oleh kegagalan, tetapi oleh sikap kita terhadap kegagalan tersebut.

Lihatlah, bacalah, bahwa kegagalan yang sama akan berdampak berbeda kepada setiap orang. Ada yang menangis sampai meratapi, ada yang kapok tidak berusaha lagi, ada yang membanting sesuatu, ada yang berteriak, ada yang marah-marah, ada yang biasa-biasa saja, bahkan ada juga yang tersenyum. Kenapa karena mereka menyikapi kegagalan dengan cara yang berbeza.

Faktor lain yang sering membuat seseorang tidak berbahagia ialah akibat dari kehilangan sesuatu. Sedih boleh saja, tetapi janganlah sedih terus menerus yang akan menyingkirkan kebahagiaan kita. Rasulullah SAW sedih saat ditinggal anak, istri, dan paman beliau, tetapi beliau masih bisa sempat tersenyum setelah itu. Perang Uhud menyebabkan syahidnya puluhan sahabat beliau, tetapi apakah beliau kapok berperang?

Perang Uhud adalah suatu contoh peristiwa yang memuat contoh kegagalan dan kehilangan. Namun, dibalik itu semua ada berbagai hikmah yang patut kita renungi. Meliputi: strategi perang, soal pengorbanan, ketabahan, harga sebuah kekhilafan, sunnah perputaran, keharusan bergerak, dan sikap hidup.

Jika Rasulullah SAW beserta sahabat terbaik dididik oleh Allah SWT melalui hikmah dari suatu peristiwa, begitu juga kita yang jauh lebih perlu untuk dididik. Allah SWT mungkin memberikan ujian berupa kegagalan dan kehilangan kepada kita untuk mengajarkan hikmah kepada kita.

Tiada ulasan:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

renunglah dng mata hati..

renunglah dng mata hati..